5 Tari Tradisional Khas Kepulauan Riau dengan Makna Unik
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya, salah satunya adalah seni tari tradisional. Hampir setiap daerah memiliki tarian khas yang mencerminkan nilai dan identitas budaya masing-masing, termasuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Di wilayah ini, terdapat berbagai jenis tari tradisional yang memiliki filosofi dan fungsi berbeda. Berikut adalah enam tari tradisional khas Kepulauan Riau, yang dirangkum dari penelitian berjudul Menghidupkan Identitas Kepulauan Riau Melalui Seni Tari Tradisional oleh Nur Sekreningsih Marsan dan Mia Juliana Siregar.
1. Tari Persembahan Riau
Tari ini biasanya ditampilkan dalam acara penyambutan tamu, pernikahan, atau hajatan besar lainnya. Tarian ini dibawakan oleh tujuh orang penari perempuan, atau jumlah ganjil lainnya.
Gerakan dalam Tari Persembahan memiliki makna tersendiri, di antaranya:
✔ Junjung Tepak
✔ Tapak Sapudi
✔ Salam Buka
✔ Meracik Pinang
✔ Puteri
✔ Langkah Simpang
✔ Sauk
✔ Petik Kembar
✔ Pagar Negeri
✔ Seri Beni
✔ Salam Tutup
2. Tari Jogi Riau
Tari Jogi merupakan tarian khas Batam, yang awalnya digunakan sebagai hiburan saat menyambut nelayan setelah melaut. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh gadis-gadis Melayu yang bergerak dengan ritme dinamis.
Tarian ini memiliki sejumlah motif gerak, seperti:
✅ Salam
✅ Lesung Pipi
✅ Tegak Pinggang
✅ Merias
✅ Mencuci
✅ Sentak Bahu
✅ Layang-layang
Musik pengiring Tari Jogi terdiri dari melodi Riuh dan Rancak, yang menciptakan suasana ceria dan penuh semangat.
3. Tari Melemang Riau
Tari Melemang berasal dari Desa Penaga, Kabupaten Bintan, dan telah berkembang sejak zaman kerajaan. Awalnya, tarian ini digunakan untuk menyambut para tamu kerajaan dalam upacara adat.
Nama “Melemang” merujuk pada gerakan khas berupa melenting atau kayang. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh 14 penari perempuan, dengan iringan alat musik sederhana.
Beberapa gerakan utama dalam tarian ini adalah:
✔ Joget
✔ Inang
✔ Step
✔ Zapin
✔ Melemang Melantai
✔ Melemang Menggapai
✔ Melemang Menggigit
4. Tari Cecah Inai
Tari ini berkaitan erat dengan tradisi pernikahan masyarakat Kepulauan Riau. Biasanya, Tari Cecah Inai dipentaskan saat malam berinai, dengan tujuan menolak bala bagi calon pengantin.
Pada awalnya, tarian ini hanya dibawakan oleh pria dengan gerakan silat. Namun, seiring waktu, perempuan juga mulai membawakannya sebagai bentuk hiburan.
Properti yang digunakan dalam tarian ini bervariasi. Laki-laki biasanya menggunakan cawan, sedangkan perempuan membawa tempat lilin dengan lima tatakan, menambah estetika pertunjukan.
5. Tari Zapin Penyengat
Tarian ini memiliki fokus utama pada gerakan kaki, yang mencerminkan kehidupan masyarakat Pulau Penyengat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
Tari Zapin Penyengat pertama kali diperkenalkan oleh Muhammad Ripin dari Sambas, Kalimantan, sebelum berkembang pesat di Kepulauan Riau sekitar tahun 1811.
Beberapa gerakan khas dalam tarian ini meliputi:
✅ Salam
✅ Langkah Satu
✅ Langkah Dua
✅ Langkah Bunga
✅ Titi Batang
✅ Ayak-ayak
✅ Pusar Belanak
✅ Tahtoo
Melestarikan tarian-tarian ini tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkenalkan keindahan budaya Kepulauan Riau kepada dunia.