Rabu, Oktober 16, 2024
Berita

Jusuf Kalla Serukan Pengampunan dan Ketenangan Pasca Kegaduhan Ceramah Pendeta Gilbert

humasbatam.com – Jusuf Kalla, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia serta mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, telah menyerukan kepada masyarakat untuk memaafkan Pendeta Gilbert Lumoindong. Hal ini berkaitan dengan kontroversi yang timbul setelah ceramah Pendeta Gilbert yang menyinggung praktik zakat dan salat menjadi viral di media sosial.

Dalam pernyataannya, JK mengajak umat Islam untuk meninjau konten ceramah Pendeta Gilbert secara menyeluruh, tidak hanya dari potongan video yang beredar. Menurut JK, konten tersebut telah mengalami editing yang bisa memicu kesalahpahaman dan mengancam keharmonisan sosial.

JK menegaskan pentingnya melihat konteks lengkap di balik video yang viral tersebut, mengingatkan bahwa potongan-potongan video dapat menyesatkan. Beliau menyampaikan hal ini setelah pertemuan langsung dengan Pendeta Gilbert di kediaman JK di Jakarta Selatan.

JK menyoroti bahaya dari konflik berlatar agama dengan mengambil contoh peristiwa di Poso dan Ambon. Berdasarkan contoh tersebut, JK menekankan pentingnya penerimaan permohonan maaf yang telah disampaikan oleh Gilbert guna mencegah konflik yang berkepanjangan.

Sebelumnya, Pendeta Gilbert telah secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang ditimbulkan oleh ceramahnya. Dia menjelaskan bahwa video yang menjadi viral telah dipotong-potong dan tidak menampilkan keseluruhan konteks dari apa yang disampaikannya.

Gilbert menambahkan bahwa tujuannya bukan untuk mengejek umat Muslim, melainkan sebagai kritik terhadap praktik keagamaan di kalangan umat Kristiani. Dia menjelaskan bahwa ceramahnya itu merupakan refleksi atas ketekunan umat Muslim dalam menjalankan ibadah yang secara rutin dilakukan lima kali sehari, sementara umat Kristiani hadir di gereja hanya sekali seminggu dengan kenyamanan yang berbeda.

Insiden ini menyoroti pentingnya pemahaman konteks dalam komunikasi dan perlunya empati serta pengampunan dalam masyarakat yang majemuk. Kedamaian dan persatuan menjadi prioritas yang diutamakan Jusuf Kalla dalam menyikapi kegaduhan yang timbul dari peristiwa tersebut.