Petinggi PT Maruwa Lari ke Luar Negeri di Tengah Penyelidikan, Yutaka Shibata Jadi Sorotan
humasbatam.com – Tiga petinggi PT Maruwa Indonesia mengejutkan publik setelah mereka diketahui melarikan diri dari Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Yutaka Shibata, seorang eksekutif asal Jepang yang memegang posisi strategis dalam perusahaan. Kepergian mereka terjadi di tengah penyelidikan atas dugaan pelanggaran hukum dan ketenagakerjaan di lingkungan perusahaan.
Dugaan Pelanggaran Menjadi Sorotan
Pihak kepolisian bersama Kementerian Ketenagakerjaan mulai menyelidiki PT Maruwa setelah menerima sejumlah laporan dari para pekerja. Laporan itu mengungkap dugaan praktik eksploitasi buruh, pelanggaran jam kerja, hingga pelecehan terhadap hak-hak karyawan. Pihak berwenang langsung bergerak cepat dan memanggil beberapa eksekutif untuk memberikan keterangan. Namun, sebelum proses pemeriksaan berlangsung tuntas, tiga petinggi tersebut memilih kabur ke luar negeri.
Yutaka Shibata Diduga Aktor Kunci
Yutaka Shibata berperan besar dalam kebijakan operasional PT Maruwa. Ia memegang kendali atas berbagai keputusan penting, termasuk yang terkait dengan sistem kerja karyawan. Banyak pihak menduga, Shibata memiliki informasi penting yang bisa mengungkap jaringan praktik bisnis tidak sehat di balik nama besar PT Maruwa. Keberadaannya di luar negeri kini menjadi perhatian serius aparat hukum.
Pemerintah Ambil Tindakan Tegas
Menteri Ketenagakerjaan langsung memberikan pernyataan resmi setelah kabar pelarian tersebut mencuat. Pemerintah meminta Interpol untuk memasukkan nama ketiga petinggi itu ke dalam daftar pencarian orang (DPO) internasional. Selain itu, Imigrasi telah resmi mencabut izin tinggal dan bekerja mereka di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk menekan kemungkinan mereka kembali melakukan pelanggaran serupa di negara lain.
Serikat Pekerja Desak Transparansi
Serikat pekerja di kawasan industri tempat PT Maruwa beroperasi menyuarakan tuntutan mereka dengan lantang. Mereka mendesak pihak berwenang agar mengungkap seluruh rangkaian kasus tanpa menyisakan satu pun pelaku. Para buruh meminta transparansi penuh dalam proses penyelidikan dan pengadilan, serta perlindungan maksimal terhadap karyawan yang menjadi korban.
PT Maruwa Hadapi Krisis Kepercayaan
Kasus ini berdampak langsung terhadap reputasi PT Maruwa Indonesia. Beberapa mitra bisnis mulai mempertimbangkan kembali kerja sama mereka dengan perusahaan tersebut. Di sisi lain, sejumlah investor menarik dananya secara bertahap. Manajemen perusahaan kini berada dalam tekanan besar untuk memperbaiki citra dan menyelesaikan krisis internal yang semakin memanas.
Penegak Hukum Siapkan Langkah Lanjutan
Pihak kejaksaan bekerja sama dengan aparat kepolisian dan kementerian terkait dalam menyiapkan berkas perkara. Mereka juga mulai menelusuri aliran dana dan dugaan tindak pidana pencucian uang yang melibatkan para petinggi tersebut. Dalam waktu dekat, jaksa akan mengajukan permintaan ekstradisi resmi kepada negara tempat ketiganya melarikan diri.
Harapan Publik Akan Keadilan
Masyarakat Indonesia berharap aparat penegak hukum bisa bertindak cepat dan tegas terhadap para pelaku kejahatan kerah putih seperti ini. Kasus pelarian tiga petinggi PT Maruwa mencerminkan masih lemahnya pengawasan terhadap perusahaan asing yang beroperasi di tanah air. Ke depan, pemerintah perlu memperketat regulasi serta pengawasan untuk melindungi hak-hak tenaga kerja dan menjaga kedaulatan hukum Indonesia.